Wayang Jogja Night Carnival Sebagai Bentuk Pelestarian Kekayaan Budaya

UPI Humanika
3 min readOct 31, 2023

--

Oleh: Annisa Amanah Rokhmah

Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY adalah provinsi tertua kedua setelah Jawa Timur. Kota yang menjadi kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Pakualam ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan menempati peringkat keempat terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan berdasarkan jumlah penduduknya. Kota ini mendapat gelar istimewa karena memiliki Otonom Daerah Khusus. Berdasarkan sejarahnya Kota Yogyakarta merupakan hasil dari Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Kota Jogja sendiri merupakan hasil dari perpecahan wilayah Kerajaan Mataram yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. (AdminWB, 2018)

Pada tanggal 7 Oktober 1756, bangunan keraton selesai dibangun, sekaligus menjadi tanggal pemindahan pusat pemerintahan dari Gamping ke Keraton Baru, yang kelak bernama Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Peristiwa pemindahan pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta tersebut diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Yogyakarta, sampai saat ini. Pada tahun ini Daerah Istimewa Yogyakarta memperingati hari ulang tahun yang ke-267 dengan menggelar serangkaian acara dan mengangkat tema Tatag, Teteg, Tutug yang mengandung makna Tatag diartikan membangun mentalitas seseorang yang bagus dan menjadi bekal untuk menjalani tantangan. Teteg berarti membentuk ketahanan dan konsisten, ketika mendapatkan respon, kritik maupun halangan dari luar, bagaimana meresponnya agar tetap teguh. Sedangkan Tutug berarti tuntas dalam menjalankan tanggung jawab. Tema Tatag, Teteg, Tutug itu menjadi semangat dan harapan dalam melayani masyarakat. (adminwarta, 2023)

Adapun serangkaian acara pada ulang tahun Kota Yogyakarta ini dimulai dari tanggal 1 Oktober hingga malam puncak pada tanggal 7 Oktober 2023 dengan digelarnya Wayang Jogja Night Carnival dengan mengangkat tema Pandawa Mahabhiseka. Tema ini mencerminkan sebuah simfoni penuh makna, seiring semangat bijaknya kepemimpinan, dan ungkap rasa syukur yang mengalir tulus kepada Tuhan Sang Kuasa Cipta. Tema ini seakan memberikan pesan kepada segenap Warga Kota Yogyakarta untuk senantiasa merajut kekuatan dalam menata lika-liku alur kehidupan, untuk tetap setia pada akar budaya bangsa, adaptif terhadap perubahan sosial, dan gelora kepariwisataan Kota Yogyakarta, yang tak akan pernah terjeda oleh dinamika.

Cerita Pandawa Mahabhiseka ini termasuk karangan dalam Mahabharata yang diciptakan era Sri Sultan Hamengku Buwono X. Para dewa berhasil dikalahkan, sehingga Bathara Guru memberi restu Ratu Sumengkoro untuk menguasai jagat rata dengan syarat harus menyatu dengan Kerajaan Astina dan bisa mengalahkan Pandawa. Sementara di Kerajaan Amarta, para Pandawa gelisah karena para garwa atau istri Pandawa murka meninggalkan kerajaan dan akan mengadakan upacara Mahabhiseka atau upacara tetepan keprabon yang harus dihadiri oleh para garwa Pandawa.

Atas saran Prabu Kresna, maka Dewi Srikandi dan Larasati diutus untuk mencari para garwa Pandawa. Keduanya pergi ke pertapaan Candimulya untuk meminta petunjuk keberadaan para garwa Pandawa. Resi Garuda Pancaretna yang sebenarnya jelmaan para garwa Pandawa memberi petunjuk bahwa Srikandi dan Larasati harus ke negara Astina untuk mengalahkan Ratu Sukmengkoro dan Wadya Raseksi yang sudah menyatu di Astina. Akhirnya terjadi peperangan antara Astina dan Pandawa, yang menyebabkan Srikandi kalah dari Sukmengkoro. Ia lantas dibantu oleh Garuda Pancaretna yang kemudian dibunyikan oleh Semar. Suara Suling pun mengubah wujud Garuda Pancaretna menjadi para garwa dan membuat Dewi Arimbi dapat mengalahkan Ratu Sukmengkoro. Para Kurawa juga dapat dikalahkan oleh para Pandawa, hingga akhirnya upacara Mahabhiseka dapat dilaksanakan dengan disaksikan para dewa. “Tema ini memiliki filosofi kepemimpinan yang bijaksana, ungkapan sukacita dan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo. (DIY, 2023)

Wayang Jogja Night Carnival diselenggarakan di Kawasan Tugu Yogyakarta, yang merupakan bagian dari sumbu filosofi Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya masyarakat untuk melestarikan kekayaan budaya dan filosofi yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan memperkenalkannya kepada seluruh dunia.

Referensi:

adminwarta. (2023, October 2). HUT Kota Yogyakarta — Semangat Tatag Teteg Tutug Peringati HUT ke-267 Kota Jogja. HUT Kota Yogyakarta. Retrieved October 2, 2023, from https://hutkota.jogjakota.go.id/detail/index/29460

AdminWB. (2018, March 1). Portal Resmi. Portal Resmi — Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Retrieved October 10, 2023, from https://jogjaprov.go.id/berita/wjnc-2023-refleksi-figur-pewayangan-pandawa-mahabhiseka

DIY, H. (2023, October 8). Sejarah Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta | Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I Yogyakarta. DPAD Yogyakarta. Retrieved October 8, 2023, from http://dpad.jogjaprov.go.id/article/news/vieww/sejarah-singkat-daerah-istimewa-yogyakarta-1482

--

--

UPI Humanika

Sebuah Badan Semi Otonom (BSO) yang bergerak dalam bidang unit penalaran ilmiah dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada