Peran Kiai dan Santri dalam Kemerdekaan Indonesia

UPI Humanika
3 min readAug 29, 2024

--

Oleh Eka Maia Hertanti (Antropologi 2023)

“Nusantara Baru Indonesia Maju” merupakan tema pada peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-79 di tahun 2024 ini. Dilansir dari detik.com, tema ini dipilih untuk menyambut beberapa hal baru yang terjadi di Indonesia, yaitu ibu kota dan presiden baru sebagai tonggak pembaruan negara ini menuju Indonesia Emas 2045. Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia selalu menjadi hal yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia karena menjadi ajang untuk mengingat kembali perjuangan para pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia kala itu, baik dalam merebut kemerdekaan maupun dalam upaya mempersatukan bangsa. Terdapat peran para tokoh agama dalam perjuangan tersebut, termasuk tokoh dari agama Islam yaitu para kiai dan santri dari berbagai daerah. Kiai Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama pernah berpendapat bahwa sebagai warga negara Indonesia yang baik, santri harus memenuhi janji kemerdekaan dengan membela negara, menjaga pancasila, dan merawat NKRI. Di sisi lain, putra dari Kiai Hasyim Asy’ari yaitu Kiai Wahid Hasyim juga turut berpartisipasi dalam pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia) yang menjadi tombak untuk pembacaan proklamasi. Terdapat banyak peristiwa yang melibatkan santri dan ulama di dalamnya, seperti pada peristiwa perang 10 November yang dihimpun oleh pada kiai dan santri se-Jawa-Madura, salah satu pemimpin perang ini adalah Kiai Wahab Hasbullah.

Dalam diri seorang santri telah tertanam sikap yang mendukung perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah sikap tekad untuk berjihad. Adanya tekad yang kuat ini terbentuk semenjak mereka berada di pondok pesantren. Selama di pondok pesantren, para santri akan mendalami ilmu agama lebih mendalam dibandingkan dengan masyarakat lainnya, di bawah bimbingan para kiai dan guru. Para santri mempelajari lebih banyak kitab yang dapat memperluas wawasan mereka. Semakin banyak yang telah mereka pelajari tentang agama, maka semakin meningkat pula pemahaman mereka tentang pentingnya jihad atau bertarung di jalan yang benar. Hal ini tentunya dapat melahirkan sikap dan tekad yang sangat kuat. Tekad yang kuat ini tentu juga disertai dengan niat santri untuk mengabdi dan berbakti kepada para kiai dan gurunya. Melawan penjajah merupakan salah satu bentuk jihad dan implementasi dari bakti para santri kepada kiai dan guru, serta sebagai bentuk rasa memiliki atas negeri ini.

Relevansi Peran Santri Saat Ini

Saat ini bukan lagi masanya untuk berperang menggunakan senjata seperti pada zaman dahulu, tetapi peran para santri tetap ada untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa ini, terutama sebagai warga negara Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh pondok pelajar dan mahasiswa (PPM) Al Hadi yang merupakan salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta, yang mengadakan upacara dan lomba dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI. Seluruh santri diwajibkan untuk mengikuti ikut kegiatan ini dengan tujuan agar rasa nasionalisme dan kepemilikan terhadap bangsa ini selalu tumbuh dalam hati para santri Al Hadi. Pembina upacara, Bapak Taufiq, yang merupakan pengasuh PPTQ Al Hamra’ juga turut menyampaikan bahwa sebagai seorang santri harus selalu mengingat bagaimana leluhur kita memperjuangkan kemerdekaan sehingga kita dapat merasakan kenikmatan yang ada saat ini. Hidup yang damai dan tenang tanpa adanya serangan musuh adalah nikmat yang perlu kita syukuri. Tugas utama kita sebagai santri adalah mengingat dan mendoakan para kiai, guru, dan leluhur kita yang gugur dalam jihadnya pada masa perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Doa dan tekad dalam menumbuhkan rasa nasionalisme itu adalah beberapa cara yang dapat dilakukan. Contohnya, para santri Al Hadi yang pada tanggal 16 Agustus 2024 mendatangi makam Kiai Ahmad Dahlan dan makam pahlawan Kusumanegara di Tamansiswa, D.I. Yogyakarta. Ini merupakan bentuk peran santri sebagai warga negara yang baik dan upaya nyata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu santri Al Hadi, Eka Sastra, juga menyampaikan pendapatnya saat kultum subuh pada tanggal 21 Agustus 2024, bahwa santri memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas dan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, para santri akan selalu takzim dan hormat kepada para kiai dan gurunya sehingga mereka tidak akan melupakan betapa berat dan sulitnya perjuangan yang telah dilakukan oleh para leluhurnya terdahulu. Hal ini semakin memperkuat peran santri dalam mempertahankan kemerdekaan. Santri tidak hanya menjaga NKRI melalui identitasnya sebagai warga negara Indonesia, tetapi juga lewat identitasnya sebagai santri yang berjihad untuk negeri.

Daftar Pustaka

Sumber Artikel Jurnal

Kasim Utari, Y. (2024). Tema dan Logo Hut ke-79 RI 2024 Lengkap Makna serta Filosofinya. Diakses dari https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7419629/tema-dan-logo-hut-ke-79-ri-2024-lengkap-makna-serta-filosofinya, pada 22 Agustus 2024.

Sumber Internet

Zulfikar, Zulfikar; Hadi, Agustinus Sutriyanto; Sukoco, Sukoco. Peran Santri Dalam Memperkuat Semangat KEBANGSAAN. Journal of Democratia, [S.l.], v. 2, n. 02, p. 38–46, june 2024. ISSN 2721–4710. Diakses dari <https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/jade/article/view/3258>. Date accessed: 23 aug. 2024. doi: https://doi.org/10.31331/jade.v2i02.3258.

--

--

UPI Humanika

Sebuah Badan Semi Otonom (BSO) yang bergerak dalam bidang unit penalaran ilmiah dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada